Komunitas Pecinta Suluk (KUCLUK) - MJM Bersemangat - Abah Eko Wardoyo As-Syadzily - Motivation of Juharuddin Muhammad

Rabu, 22 Mei 2019

TUMA'NINAH

4:31:00 AM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments
TUMA'NINAH

الطُّمَأْنِيْنَةُ هِيَ: سُكُوْنٌ بَعْدَ حَرَكَةٍ بِحَيْثُ يَسْتَقِرُّ كُلُّ عُضْوٍ مَحَلَّهُ بِقَدْرِ: سُبْحَانَ اللهِ.

ath-thuma'niinatu hiya sukuunun ba'da harkatin bihaitsu yastaqirru kullu 'udhwin mahallahu biqodri subhaanalloohi.

Pengertian Thuma'ninah
Adalah berhenti setelah bergerak dengan perkiraan diamnya seluruh anggota badan pada tempatnya, perkiraan lamanya adalah sekadar mengucupakkan "Subhanallah".

Sumber: Safinatun Najah

Minggu, 19 Mei 2019

WAJIB TUMA'NINAH

10:50:00 AM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments
WAJIB TUMA'NINAH
Sumber: Safinatun Najah

فصل الْأَرْكَانُ الَّتِي تَلْزَمُ فِيْهَا الطُّمَأْنِيْنَةُ أَرْبَعَةٌ: الرُّكُوْعُ، وَالْإِعْتِدَالُ، وَالسُّجُوْدُ، وَالْجُلُوْسُ، بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ.

al-arkaanu allatii tulzamu fiihaththuma'niinatu arba'atun : arrukuu'u , wali'tidaalu , wassujuudu , waljuluusu bainassajdataini.

Rukun Yang Wajib Tuma'ninah Ada 4
1. Ruku'
2. Sujud
3. I'tidal
4. Duduk diantara dua sujud

Kamis, 16 Mei 2019

WAKTU-WAKTU BERHENTI SEJENAK DALAM SHALAT

10:08:00 PM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments
WAKTU-WAKTU BERHENTI SEJENAK DALAM SHALAT
(Saktah Shalat)

فصل سَكَتَاتُ الصَّلَاةِ سِتَّةٌ: بَيْنَ تَكْبِيْرَةِ الْإِحْرَامِ وَدُعَاءِ الْإِفْتِتَاحِ وَالتَّعَوُّذِ، وَبَيْنَ الْفَاتِحَةِ وَالتَّعَوُّذِ، وَبَيْنَ آخِرِ الْفَاتِحَةِ وَآمِيْنِ، وَبَيْنَ آمِيْنٍ وَالسُّوْرَةِ، وَبَيْنَ السُّوْرَةِ وَالرُّكُوْعِ.

saktaatushsolaati sittun : baina takbiirotil ihroomi wadu'aa-il iftitaahi, wabaina du'aa-il iftitaahi watta'awwudzi , wabainatta'awwudzi wal faatihati , wabaina aakhiril faatihati wa aamiina , wabaina aamiina wassuuroti , wabainassuuroti warrukuu'i.

Saktah Shalat Ada 6

1. Antara takbiratul ihram dan do'a iftitah

2. Antara do'a iftitah dan ta'awwudz

3. Antara ta'awwudz dan surah al-Fatihah

4. Antara akhir al-Fatihah dan amin

5. Antara amin dan bacaan surah

6. Antara bacaan surah dan ruku'

Senin, 06 Mei 2019

ADAB MENCUCI BERAS SUPAYA ANAK KETURUNAN DILEMBUTKAN HATINYA

7:00:00 PM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments
ADAB MENCUCI BERAS SUPAYA ANAK KETURUNAN DILEMBUTKAN HATINYA

1. Menggunakan tangan kanan untuk membasuh beras

2. Aduk dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam ( seperti arah tawaf )

3. Membaca :

ليس لها من دون الله كاشفة

Laysa lahaa min duunillahi kaasyifah
" Tidak ada penyembuh selain dari Allah"

4. Boleh juga baca " Yaa Latiif " 3x

5. Ulang basuhan selama 3x atau sampai bersih

6. Sholawat

7. Niatkan dalam hati supaya dilembutkan hati diri sendiri, pasangan dan anak-anak.

Wahai muslimat, adik, kakak, dan ibu-ibu... Masaklah makanan anda dengan berdzikir, Insya Allah akan membawa berkah bagi yang memakan.

​۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

WAKTU SHALAT FARDHU

11:26:00 AM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments
WAKTU SHALAT FARDHU

فصل أَوْقَاتُ الصَّلَاةِ خَمْسٌ: أَوَّلُ وَقْتِ الظُّهْرِ زَوَالُ الشَّمْسِ، وَآخِرُهُ مَصِيْرُ ظِلِّ الشَّيْءِ مِثْلَهُ غَيْرَ ظِلِّ الْإسْتِوَاءِ. وَأَوَّلُ وَقْتِ الْعَصْرِ إِذَا صَارَ ظِلُّ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَهُ وَزَادَ قَلِيْلًا، وآخِرُهُ غُرُوْبُ الشَّمْسِ. وَأَوَّلُ وَقْتِ الْمَغْرِبِ غُرُوْبُ الشَّمْسِ، وآخِرُهُ غُرُوْبُ الشَّفَقِ الْأَحْمَرِ.وَأَوَّلُ وَقْتِ الْعِشَاءِ غُرُوْبُ الشَّفَقِ الْأَحْمَرِ، وآخِرُهُ طُلُوْعِ الْفَجْرِ الصَّادِقِ. وَأَوَّلُ وَقْتِ الصُّبْحِ طُلُوْعُ الْفَجْرِ الصَّادِقِ، وَآخِرُهُ طُلُوْعُ الشَّمْسِ. الْأَشْفَاقُ ثَلَاثَةٌ: أَحْمَرُ، وَأَصْفَرُ، وَأَبْيَضُ. الْأَحْمَرُ مَغْرِبٌ، وَالْأَصْفَرُ وَالْأَبْيَضُ عِشَاءً، وَيُنْدَبُ تَأْخِيْرُ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إلَى أَنْ يَغِيْبَ الشَّفَقُ الْأَصْفَرُ وَالْأَبْيَضُ

Awqootushsholaati khomsun : awwalu waqtizhzhuhri zawaalusysyamsi wa aakhiruhu mashiiru zhilli syaiin mitslahu ghoyro zhillil istiwaa-i , wa awwalu waqtil 'ashri idzaa shooro zhillu kulli syaiin mitslahu wazaada qoliilan wa aakhiruhu ghuruubusysyamsi , wa awwalu waqtil maghribi ghuruubusysyamsi wa aakhiruhu ghuruubusysyafaqil ahmari , wa awwalu waqtil 'isyaa-i ghuruubusysyafaqil ahmari wa aakhiruhu thuluu'ul fajrishsoodiqi , wa awwalu waqtishshubhi thuluu'ul fajrishshoodiqi wa aakhiruhu thuluu'usysyamsi. al-asyfaaqu tsalaatsatun : ahmaru , wa ashfaru , wa abyadhu . al-ahmaru maghribun wal-ashfaru wal-abyadhu 'isyaa-un . wa yundabu ta'khiiru sholaatil 'isyaa-i ilaa an yaghiibasysyafaqul ashfaru wal abyadhu .

Waktu Shalat 5

1. Awal waktu shalat Dhuhur adalah tergelincirnya matahari sedangkan akhirnya adalah ketika panjang bayangan sebuah benda sama dengan panjang benda, selain waktu istiwaa'.

2. Awal waktu shalat Asar adalah panjang bayangan sama dengan panjang benda dan lebih sedikit, sedangkan akhirnya adalah ketika terbenam matahari.

3. Awal waktu shalat Maghrib adalah terbenamnya matahari sedangkan akhirnya adalah terbenamnya mega merah.

4. Awal waktu shalat Isya' adalah terbenamnya mega merah sedangkan akhirnya adalah terbitnya fajar shadiq.

5. Awal waktu Shubuh adalaht terbitnya fajar shadiq sedangkan akhirnya adalah terbitnya matahari.

Mega ada 3 yaitu mega merah, kuning dan putih. Disunnahkan mengakhirkan shalat Isya' sampai hilangnya mega kuning dan putih.

4:54:00 AM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments
NIAT PUASA APAKAH RAMADLANA ATAU RAMADLANI?

Sebagaimana ibadah-ibadah lain, niat menjadi rukun yang mesti dilakukan dalam puasa Ramadhan. Niat adalah iktikad tanpa ragu untuk melaksanakan sebuah perbuatan. Kata kuncinya adalah adanya maksud secara sengaja bahwa setelah terbit fajar ia akan menunaikan puasa. Imam Syafi’I sendiri berpendapat bahwa makan sahur tidak dengan sendirinya dapat menggantikan kedudukan niat, kecuali apabila terbersit (khathara) dalam hatinya maksud untuk berpuasa. (al-Fiqh al-Islami, III, 1670-1678).

Meski niat adalah urusan hati, melafalkannya (talaffudh) akan membantu seseorang untuk menegaskan niat tersebut. Talaffudh berguna dalam memantapkan iktikad karena niat terekspresi dalam wujud yang konkret, yaitu bacaan atau lafal.

Tentang hal ini, sering kita jumpai beragam versi bacaan niat puasa. Perbedaan terutama ada pada bagian harakat kata رمضان; apakah ia dibaca ramadlâna atau ramadlâni. Sebagian masyarakat membaca lafal niat di malam hari seperti ini:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Menurut kaidah ilmu nahwu, redaksi tersebut keliru. Jika memaksa memilih membaca ramadlâna (dengan harakat fathah), maka pilihan yang paling mungkin kalimat selanjutnya adalah hâdzihis sanata (sebagai dharaf zaman/keterangan waktu), bukan hâdzhis sanati. Ramadlâna dibaca fathah sebagai ‘alamat jar karena termasuk isim ghairu munsharif yang ditandai dengan tambahan alif dan nun sebagai illatnya. Artinya, boleh membaca ramadlâna dengan syarat kalimat selanjutnya hâdzhis sanata. Namun, yang seperti ini jarang diungkapkan dalam kitab-kitab fiqih.

Yang paling lazim adalah membacanya dengan harakat kasrah, ramadlâni, yakni dengan meng-idhafah-kan (menggabungkan) dengan kata sesudahnya. Konsekuensinya, ia tidak lagi ghairu munsharif sehingga berlaku hukum sebagai isim mu’rab pada umumnya. Hal ini sesuai dengan ungkapan Al-‘Allâmah Abû ‘Abdillâh Muhammad Jamâluddîn ibn Mâlik at-Thâî alias Ibnu Malik dalam nadham Alfiyah:

وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَا لاَ يَنْصَرِفْ ¤  مَا لَمْ يُضَفْ اَوْ يَكُ بَعْدَ اَلْ رَدِفْ

“Tandailah jar isim ghairu munsharif dengan fathah, selagi tak di-idhafah-kan (digabung dengan kata setelahnya) atau tidak menempel setelah ‘al’.”

Jika ramadlâni diposisikan sebagai mudhaf (di samping sekaligus jadi mudhaf ilaih-nya "syahri") maka hadzihis sanati mesti berposisi sebagai mudhaf ilaih dan harus dibaca kasrah. Pembacaan dengan model mudhaf-mudhaf ilaih inilah yang paling dianjurkan. Sehingga bacaan yang tepat dan sempurna adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

“Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.”

Yang perlu diingat, kekeliruan dalam melafalkan niat tak berpengaruh pada keabsahan puasa, selama terbesit dalam hati untuk berpuasa. Seperti dikatakan, niat berhubungan dengan getaran batin. Sehingga ucapan lisan hanya bersifat sekunder belaka. Tapi kekeliruan akan menimbulkan rasa janggal, terutama di mata para ahli gramatika Arab. Wallahu a'lam. (Mahbib Khoiron).

Sumber: NU Online

Jumat, 03 Mei 2019

ATURAN MINIMAL SALAM

8:46:00 PM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments
ATURAN MINIMAL SALAM

فصل أَقَلُّ السَّلَامِ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، تَشْدِيْدُ السَّلَامِ عَلَى السِّيْنِ.

aqollussalaami assalaamu'alaikum . tasydiidussalaami 'alassiini.

Paling pendeknya salam dalam shalat adalah “ ﻋ ا ﻠﻴﻜﻢ ﻟﺴﻼم ” Assalaamu ‘alaikum. Dan tasydidnya terdapat diatas huruf Sin.