Putri Duyung, mitos ataukah fakta?
Dulu ketika belajar bidayatul mujtahid seingat kami imam malik membahas hukum insanul bahr (manusia laut)...dulu merasa aneh dengan pembahasan ini...karena apa iya ada makhluk namanya insanul bahri (manusia laut)?????
Eehhh kemaren Nemu tulisan di bawah ini, Ternyata sudah dibahas para ulama terdahulu... AJIIIIIIBBBBBB. wallahu a"lam bisshawab
Copas
Putri Duyung
Saatnya kita paparkan perkataan-perkataan para ulama tentang putri duyung.
1- Al-Imam Az-Zurqani Al-Maliki -rahimahullah-, beliau ditanya:
ﺁﺩﻣﻴﺔ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺇﺫﺍ ﺗﺰﻭﺟﻬﺎ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻌﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ؟
“Peri laut jika dinikahi oleh manusia, apakah peri laut tersebut akan bersama manusia itu kelak masuk surga?”
Beliau menjawab:
ﺁﺩﻣﻴﺔ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﻣﻦ ﺟﻤﻠﺔ ﺍﻟﺒﻬﺎﺋﻢ ﻻ ﻳﺼﺢ ﺗﺰﻭﺟﻬﺎ ﻭﻓﻲ ﻭﻃﺌﻬﺎ ﺍﻷﺩﺏ ﻭﺗﻜﻮﻥ ﻳﻮﻣﺎ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺗﺮﺍﺑﺎ ﻛﻐﻴﺮﻫﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻬﺎﺋﻢ
“Peri laut termasuk dari kalangan hewan, maka tidak boleh menikahinya. Dan jika disetubuhi, maka pelakunya harus dihukum ta’dib/ta’ziir (hukuman yang bukan hadd karena sebuah tindakan kemaksiatan dan kriminalitas). Dan peri laut pada hari kiamat akan menjadi debu seperti hewan-hewan lainnya” (Ajwibah Az-Zurqani hal. 46)
2- Al-Bujairimi Asy-Syafii -rahimahullah-, beliau berkata:
ﺑﻨﺎﺕ ﺍﻟﺮﻭﻡ ﺳﻤﻚ ﺑﺒﺤﺮ ﺍﻟﺮﻭﻡ ﺷﺒﻴﻪ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎﺀ ﺫﻭﺍﺕ ﺷﻌﻮﺭ ﺳﺒﻄﺔ ﺃﻟﻮﺍﻧﻬﻦ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺮﺓ ﺫﻭﺍﺕ ﻓﺮﻭﺝ ﻋﻈﺎﻡ ﻭﺛﺪﻱ ﻭﻛﻼﻡ ﻻ ﻳﻔﻬﻢ ﻳﻀﺤﻜﻮﻥ ﻭﻳﻘﻬﻘﻬﻮﻥ ﻭﺭﺑﻤﺎ ﻳﻘﻌﻦ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻱ ﺑﻌﺾ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻤﺮﺍﻛﺐ ﻓﻴﻨﻜﺤﻮﻫﻦ ﺛﻢ ﻳﻌﻴﺪﻭﻫﻦ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺒﺤﺮ
“Banaat Ar-Ruum adalah ikan di laut yang menyerupai wanita. Dia memiliki rambut yang terurai panjang. Warnanya condong ke coklat-coklatan, memiliki farj (kemaluan) dan payudara. Dapat berbicara namun tidak dapat dipahami, mereka tertawa dan terbahak-bahak. Terkadang ikan ini tertangkap oleh para pelaut kemudian dinikahi dan dikembalikan lagi ke laut” (Tuhfah Al-Habib ‘Alaa Syarh Al-Khatiib 4/325)
3- Ar-Rauyani Asy-Syafi’i juga bercerita tentang para pelaut:
ﺃﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﺇﺫﺍ ﺃﺗﺎﻩ ﺻﻴﺎﺩ ﺑﺴﻤﻜﺔ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺓ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺣﻠﻔﻪ ﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﻄﺄﻫﺎ
“Bahwasanya beliau (Ar-Rauyani) jika didatangi oleh nelayan yang membawa ikan dalam bentuk seorang wanita, maka beliau meminta sumpah dari nelayan itu bahwa dia tidak pernah menyetubuhinya” (Tuhfah Al-Habib ‘Alaa Syarh Al-Khatiib 4/325)
4- Kamaaluddiin ِAd-Dimairy As-Syaafi’i -rahimahullah-, berkata:
ﺇﻧﺴﺎﻥ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻳﺸﺒﻪ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ، ﺇﻻ ﺃﻥ ﻟﻪ ﺫﻧﺒﺎ . ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺰﻭﻳﻨﻲ : ﻭﻗﺪ ﺟﺎﺀ ﺷﺨﺺ ﺑﻮﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﺎ ﻓﻲ ﺯﻣﺎﻧﻨﺎ، ﻣﻘﺪﺭ ﻛﻤﺎ ﺫﻛﺮﻧﺎ . ﻭﻗﻴﻞ : ﺇﻥ ﻓﻲ ﺑﺤﺮ ﺍﻟﺸﺄﻡ، ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﻭﻗﺎﺕ ﻣﻦ ﺷﻜﻠﻪ ﺷﻜﻞ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﻭﻟﻪ ﻟﺤﻴﺔ ﺑﻴﻀﺎﺀ، ﻳﺴﻤﻮﻧﻪ ﺷﻴﺦ ﺍﻟﺒﺤﺮ، ﻓﺈﺫﺍ ﺭﺁﻩ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﺳﺘﺒﺸﺮﻭﺍ ﺑﺎﻟﺨﺼﺐ .
“Manusia laut adalah hewan yang menyerupai manusia, namun dia memiliki ekor. Al-Qazwaini berkata: ‘Ada seseorang yang datang membawa hewan ini di zaman kami dengan bentuk yang telah kami sebutkan’. Dan disebutkan: Sesungguhnya di laut Syam di beberapa waktu ada hewan yang bentuknya menyerupai bentuk manusia dan dia memiliki jenggot yang putih, mereka menamainya dengan ‘Syaikh Al-Bahr’. Jika dia dilihat oleh manusia maka mereka senang.” (Hayaah Al-Hayawaan 1/46)
Dan kita paparkan pula ulama abad ini.
5- Syaikh Shalih Al-Fauzaan -hafidzahullah-, ditanya:
ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻭﻓﻘﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ : ﻳﺬﻛﺮ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻤﺨﺘﺼﻴﻦ ﺑﺎﻷﺳﻤﺎﻙ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺃﻥ ﻫﻨﺎﻙ ﺳﻤﻜﺔ ﺭﺃﺳﻬﺎ ﻛﺮﺃﺱ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻭﻟﻬﺎ ﺷﻌﺮ ﻭﻭﺟﻪ ﻛﻮﺟﻪ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ، ﻓﻬﻞ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻛﻠﻬﺎ , ﻭﻫﻲ ﻣﺎ ﻳﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﺤﻮﺭﻳﺔ؟
“Wahai syaikh yang mulia -semoga Allah selalu memberi taufik-. Ada sebagian para nelayan yang ahli tentang ikan menyebutkan bahwa di laut ada ikan yang kepalanya seperti kepala wanita dan dia memiliki wajah seperti wajah wanita. Apakah boleh dimakan, dan mereka menamainya dengan “Huuriyah” (peri laut)?
Beliau -hafidzahullah- menjawab:
ﻓﻴﻪ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﻓﻴﻪ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻤﻚ ﻋﻠﻰ ﺷﻜﻞ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﻳﺴﻤﻮﻧﻪ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﻳﺆﻛﻞ ﻛﻞ ﺻﻴﺪ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﻳﺆﻛﻞ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺷﻜﻞ ﺭﺟﻞ ﺃﻭ ﺷﻜﻞ ﺇﻣﺮﺃﺓ ﻧﻌﻢ
“Ada namanya manusia laut. Ada ikan yang memiliki bentuk seperti manusia yang mereka namai dengan manusia laut. Setiap hewan laut yang diburu, maka boleh dimakan walau dia berbentuk seorang lelaki atau wanita. Na’am.” (Rekaman suara dari tanya jawab bersama syaikh shalih Al-fauzan, dengar di sini)
6- Syaikh Ibnu Utsaimin, -rahimahullah-.
Beliaupun pernah ditanya tentang manusia laut ini dan beliau berfatwa akan bolehnya memakan hewan laut ini dengan berdalil dari hadits Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- mengenai laut:
ﻫﻮ ﺍﻟﻄﻬﻮﺭ ﻣﺎﺅﻩ ﺍﻟﺤﻞ ﻣﻴﺘﺘﻪ
“Dia suci airnya dan halal semua hewan-hewannya” (HR. Abu Daud no. 83;
sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Albani) Shahih
Wallahu a’lam, sehingga dapat kita ambil kesimpulan: bahwa wujud putri duyung sangat mungkin ada dan nyata, begitu pula keberadaannyapun sangat memungkinkan. Namun jarang terlihat di zaman ini, karena kemungkinan sudah atau hampir punah. Karena para ulama sudah membahasnya dalam pembahasan fiqh sejak dulu.
Repost Admin As Salafy
0 komentar:
Posting Komentar