Komunitas Pecinta Suluk (KUCLUK) - MJM Bersemangat - Abah Eko Wardoyo As-Syadzily - Motivation of Juharuddin Muhammad

Selasa, 24 Juni 2025

DZIKIR KESADARAN

3:56:00 PM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments

 DZIKIR KESADARAN

Oleh: M. Juharuddin




(Spotlight-Edisi Juni 2025) Pencipta manusia dan alam semesta adalah murni atas kehendak Allah. Di semua agama monoteis baik itu Islam, Kristen, dan Yahudi juga meyakini bahwa terwujudnya manusia dan alam semesta adalah kehendak Tuhan. Namun alasan penciptaan manusia dan alam semesta setiap agama bisa berbeda-beda tergantung ajaran kitab suci yang dianutnya.

Menurut ajaran Islam, tujuan diciptakannya manusia adalah untuk sebuah pengabdian, manusia harus mengabdi dalam bentuk peribadatan kepada Allah dan berbuat baik selama hidupnya. serupa firman Allah dalam Al Qur'an "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS Adz-Dzariyat : 56).

Sarana ibadah itulah yang kemudian menuntun manusia untuk mengingat dan menyebut nama Allah sebagai Dzat Pencipta. Ibadah merupakan frase-frasa suci untuk mendekatkan diri kepada-Nya. 

Ibadah juga sebagai upaya peningkatan kesadaran spiritual, kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menjalani hidup, manusia tentu diliputi hal ihwal permasalahan yang berkesinambungan dan silih berganti, disini ibadah juga berperan sebagai pengontrol stres dan kecemasan. Mengingat Tuhan dapat menenangkan pikiran dan jiwa, dan memberi efek damai dalam menjalani hidup.

Ibadah atau dzikir bagian dari cara menusia mendekatkan diri kepada Tuhan. Bahkan dianggap sebagai cara berkomunikasi dengan Tuhan, sebagai ungkapan rasa syukur, dan permohonan petunjuk atau pengampunan.

Ibadah, dzikir, meneguhkan kesadaran untuk mengingat Allah juga merupakan upaya menjaga dan membersihkan hati, dari kerak-kerak hati seperti iri, dengki, hasut, riya', ujub, dan kotoran hati lainnya. Sehingga hati kita senantiasa berpandangan baik dengan semua ketetapan yang sudah digariskan oleh Allah SWT, batin menjadi tenang dan niat-niat kita menjadi ikhlas karena Allah.

Untuk memeroleh kenikmatan dzikir, agar dzikir tidak menjadi formalitas atau sekedar laku untuk mengugurkan perintah ibadah. Maka konsekuensi dzikir perlu digali, bagaimana dzikir menjadi aktivitas yang jernih, dzikir menjadi lafadz-lafadz yang penuh penghayatan, dan dzikir manjadi makna yang dalam. 

Ada beberapa jenis dzikir yang akan kita ulas, disertai praktik penerapannya. 

Pertama; Dzikir Lisan (Jali): Dzikir Jali merupakan aktifitas dzikir dengan cara melafalkannya dengan jelas. Anda bisa melafalkan kalimat-kalimat thoyyibah seperti tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (Allahu Akbar), tahlil (Laa ilaaha ilah), dan istighfar (Astaghfirullah). 

Persoalannya apakah dzikir yang sebanar-benar dzikir hanya lafadz yang keluar dari bibir saja dengan capaian jumlah hitungan tertentu?, ternyata bukan. Dzikir harus menjadi aktifitas spiritual mendalam yang secara lahir batin terasa imbasnya, dzikir lisan (jali) seharusnya diucapkan dengan bukan sekedar paham artinya, tapi sebuah ucapan yang mampu merasakan getaran lahirnya dan menyadari keberadaan energinya. Berikut kami sertakan bagaimana melakukan dzikir lisan (jali) dengan kesadaran spiritual (kesadaran sepiritual): 

1. Pastikan kesadaran Anda baik, ditampilkan pada keadaan saat ini, pikiran tidak berada di masa lampau atau bayang-bayang masa depan. 

2. Badan dalam keadaan suci dari hadas kecil dan hadas besar. 

3. Luruskan niat semata-mata dzikir karena Allah SWT. 

4. Sebagai contoh mengucapkan kalimat tasbih "Subhanallah", dalam pengucapannya pastikan lafadznya terucap dengan jelas (lirih nyaring, walaupun pelan tapi telinga Anda mendengar). 

5. Rasakan getaran rongga mulut atau pita suara saat mengucap “Subhanallah”, dari situlah gelombang dzikir menebar keseluruh tubuh dan semua sistem yang ada di tubuh kita ikut berdzikir. 

6. Sadarilah bahwa dari ucapan dzikir terhembus energi yang memancar menjadi gelombang alam, menghalau hijab-hijab lalu kembali kepada diri kita dengan energi positif yang berlipat-lipat. 

7. Nikmati setiap ucapan dzikir dan hanyutlah dalam alunannya, satukan betul hati dan fikiran untuk semata-mata dzikir karena Allah SWT. 

Kedua; Dzikir Hati (Khafi): Merenungkan dan menghayati kebesaran Allah SWT dalam hati tanpa mengeluarkan suara. Bahwa Allah SWT menciptakan semua yang ada di alam semesta tidak ada yang sia-sia, semua adalah pertanda, semua adalah kemanfaatan, dan siklus yang saling berkaitan.

Sebagaimana ditegaskan dalam Al Quran, Allah SWT berfirman: 

“Allah menciptakan langit dan bumi dengan haq. Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al-Ankabut ayat 44)

Ayat ini menyatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak (kebenaran) dan manfaat, bukan dengan sia-sia. Ini menunjukkan bahwa penciptaan alam semesta memiliki tujuan dan hikmah yang jelas. Tampaknya ayat ini hendak mengatakan bahwa; sesungguhnya sangatlah mudah menemukan bukti kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berpikir.

Praktek Dzikir Hati (Khafi) sekilas terkesan mudah, karena hanya sebuah ucapan batin, perenungan dan penghayatan saja, tidak dengan melafalkan secara lisan ucapan khusus atau lafadz tertentu. Namun prakteknya tidak sesimple itu, dzikir hati memerlukan keteguhan khusus karena ini terkait dengan kesadaran vertikal yang harus dipelihara. Dzikir hati adalah ketersambungan antara ingatan kepada Tuhan dan rasa syukur sebagai bentuk kekaguman dan terima kasih atas ciptaan-Nya yang luar biasa. Dzikir hati erat hubungannya dengan ucapan dzikir yang mendalam seperti dzikir nafas Hu Allah, meditasi alam semesta, penghayatan akan kebesaran Tuhan melalui tadabur alam dan tafakkur. 

serupa dzikir lisan, berikut kami uraikan bagaimana melakukan dzikir hati: 

1. Luangkan waktu dan siapkan mental 

2. Cari momen dan juga tempat yang menurut Anda nyaman. 

3. Melakukan pemancaran emosional di tempat itu, afirmasikan “Bismillahirrahmanirrahim, Wahai diriku dan alam semesta terima kasih telah menerima keberadaanku, menjadi perantara kesadaranku kepada Tuhan”.

4. Kemudian dimulailah dzikir “Hu Allah”, saat menarik nafas mengucapkan “Huuuu” di dalam hati, dan saat mengeluarkan nafas mengucapkan “Allah” di dalam hati. 

5. Lakukan 11 kali tarikan dan hembusan nafas dengan berdzikir “Hu Allah” di dalam hati. Setelah itu diusahakan untuk tetap meng-utuhkan kesadaran vertikal Anda, mengingat Allah SWT dengan menonton segala ciptaan yang Anda saksikan. 

6. Hayati dan syukuri semua nikmat Allah yang Anda rasakan saat ini, seperti bernafas dengan segar dan lega, melihat dengan mengklik yang nikmat dan jelas, dan semua nikmat yang ada pada diri Anda. 

7. Niatkan dengan keyakinan yang teguh bahwa dzikir hati ini semata-mata karena Allah dan untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa Anda.

Itulah sekelumit tutorial dzikir hati yang bisa kami uraikan. Dzikir lisan dan dzikir hati hendaknya selalu dibor. Ditengah gelombang iman kita yang stabilibilitasnya selalu naik turun, jangan jadikan suasana hati sebagai penghalang. Tugas kita sebagai hamba adalah berusaha sebaik mungkin untuk konsisten dengan upaya dzikir leher dan sekemampuan kita. 

Dimanapun hendaknya selalu ada kalimat dzikir yang terucap, kapanpun hendaknya selalu ada ingatan untuk tetap berada pada gelombang sadar. Gelombang sadar tentang keberadaan kita, gelombang sadar tentang aktivitas kita, dan gelombang sadar tentang dzat ketuhanan yang selalu menggagalkan hidup kita. 

Semoga kita tetap dalam bayangan kesadaran dan keberlimpahan ilmu dan iman.

#artikel #artikelilmiah #ArtikelViral #artikelislami

0 komentar:

Posting Komentar