Dikelola oleh: - Abah Eko Assyadzily - M. Juharuddin

Selasa, 15 Juli 2025

THORIQOH NAQSYABANDIYAH

9:47:00 PM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments

 


THORIQOH NAQSYABANDIYAH 

PENCETAK DZIKIR DALAM DIAM (BAGIAN 4) 

Thoriqoh Naqsyabandiyah adalah thoriqoh yang di nisbatkan kepada Al quthub Al Arif billah Al alim Al alaamah sayidi Syekh Muhammad bahauddin an naqsyabandi. Thoriqoh ini bermuara kepada sahabat besar Abu Bakar Ash-Shiddiq Ra.


Thoriqoh ini juga dikenal dengan thoriqoh diam, karena ajaran dzikir di dalam hati nya yang menonjol. 


INTI AJARAN THORIQOH NAQSYABANDIYAH


Inti ajaran thoriqoh Naqsyabandiyah ada dalam 3 aspek besar yaitu ;


1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara fokus pada dzikir qolbu/ dzikir diam tanpa suara, tetapi dengan kesadaran yang permanen akan keberadaan Allah SWT. 


2. Tawakal ( kepasrahan diri kepada Allah ) yang luar biasa, dan


3. Menjauhkan diri dari dunia (zuhud) 


DZIKIR TAREKAT NAQSYABANDIYAH


DZIKIR HARIAN


Dzikir harian dalam thoriqoh ini ada 2, yaitu ;


1. Dzikir yang setiap bakda sholat dibaca maktubah biasanya berisi permintaan ampun (istighfar), tasbih dan sholawat munjiyat. 


2. Latihan dzikir qolbi dengan cara memusatkan pikiran, diam dengan posisi lidah ditekuk keatas ditempelkan kalimat dilangit2 atas mulut kita sambil jantung dituntun untuk membaca ismu Dzat yaitu, kalimat ( Allah, Allah, Allah) sampai 100 X


DZIKIR TAMBAHAN


Dzikir tambahan dalam thoriqoh Naqsyabandiyah biasanya berbeda2 tergantung pada tingkat keseriusan dan kedudukan spiritual murid dihadapan Allah SWT, karena tujuan dzikir dalam thoriqoh ini adalah untuk membersihkan hati, meningkatkan kesadaran penghambaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 


Maka 7 lapisan ( lathifah) yang ada dalam diri murid yang meliputi ; 

1. Lathifah qolbi

2. Lathifah roh

3. Lathifsh sirri

4. Lathifah khofi

5. Lathifah akhfa

6. Lathifah nafsun bathin dan

7. Lathifah kuli jasad


Lathoif 2 tersebut harus dibuka dan diasah dengan memperbanyak 3 dzikir utama, yaitu ; dzikir Tauhid ( La ilaha illallah ), dzikir ismu Dzat ( Allah... Allah) dan ( Huwa... Huwa) dibaca 1000, 2000 atau sebanyak jumlah yang ditentukan oleh guru mursyidnya. 


DZIKIR BULANAN


Rutinan bulanan atau tawajuhan

 

Untuk rutinitas dalam thoriqoh ini bisa dilakukan dzikir bersama bulanan ataupun selapanan.


Biasanya bisa berbentuk dzikir bersama yang telah ditentukan sang guru mursyid, khataman, manaqib, Riyadhohan dan ziarah. 


Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk memelihara niat dan mengomohksn kedudukan rohani setiap murid. 


Mudah2an sekelumit dari gambaran thoriqoh Naqsyabandiyah / thoriqoh qolbi ini bisa membuka wawasan kita ttg berbagai macam jalan menuju Allah SWT. 

Aamiin



(AEA / 15/5/2025)

Senin, 14 Juli 2025

ABDOEL MOEIS

8:49:00 PM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments

  


Abdoel Moeis

Abdoel Moeis (bahasa Arab: عبد المعز 'Abd Al-Mu'iz) (lahir di Sungai Puar, Agam, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan, politikus, dan Indonesia. Dia merupakan pengurus besar Sarekat Islam dan pernah menjadi anggota Volksraad yang mewakili organisasi tersebut. Abdul Muis dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional yang pertama oleh Presiden RI, Soekarno, pada tanggal 30 Agustus 1959.

Abdul Muis adalah seorang Minangkabau, putra Datuk Tumangguang Sutan Sulaiman. Ayahnya merupakan seorang demang yang keras menentang kebijakan Belanda di dataran tinggi Agam. Selesai dari ELS, Abdul Muis melanjutkan pendidikannya ke Stovia (sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), Jakarta.Namun karena sakit, ia tidak menyelesaikan pendidikannya di sana.

Kehidupan

Abdul Muis memulai karirnya sebagai klerk di Departemen Onderwijs en Eredienst atas bantuan Mr. Abendanon yang saat itu menjabat sebagai Direktur Pendidikan. Namun pengangkatannya tidak disukai oleh karyawan Belanda lainnya. Setelah dua setengah tahun bekerja di departemen itu, ia keluar dan menjadi wartawan di Bandung.Pada tahun 1905, ia diterima sebagai anggota dewan redaksi majalah Bintang Hindia. Kemudian ia sempat menjadi mantri lumbung, dan kembali menjadi wartawan pada surat kabar Belanda Preanger Bode dan majalah Neraca pimpinan Haji Agus Salim.

Pada tahun 1913 ia bergabung dengan Sarekat Islam, dan menjadi Pemimpin Redaksi Harian Kaoem Moeda. Setahun kemudian, melalui Komite Bumiputera yang didirikannya bersama Ki Hadjar Dewantara, Abdul Muis menentang rencana pemerintah Belanda mengadakan peringatan peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis.

Tahun 1917 ia dipercaya sebagai utusan Sarekat Islam pergi ke negeri Belanda untuk mempropagandakan komite Indie Weerbaar. Dalam kunjungan itu, ia juga mendorong tokoh-tokoh Belanda untuk mendirikan Technische Hooge School – Institut Teknologi Bandung (ITB) di Priangan. Pada tahun 1918, Abdul Muis ditunjuk sebagai anggota Volksraad mewakili Pusat Sarekat Islam.

Bulan Juni 1919, seorang pengawas Belanda di Toli-Toli, Sulawesi Utara dibunuh setelah ia berpidato di sana. Abdul Muis berharap telah menghasut rakyat untuk menolak kerja rodi, sehingga terjadi pembunuhan tersebut. Atas kejadian itu dia dipersalahkan dan dipenjara.Selain berpidato ia juga berjuang melalui berbagai media cetak. Dalam tulisannya di harian berbahasa Belanda De Express, Abdul Muis mengecam seorang Belanda yang sangat menghina bumiputera.[rujukan?]

Pada tahun 1920, dia terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Buruh Pegadaian. Setahun kemudian ia memimpin pemogokan kaum buruh di Yogyakarta. Tahun 1923 ia mengunjungi Padang, Sumatera Barat. Disana ia mengundang para penghulu adat untuk bermusyawarah, menentang pajak yang memberatkan masyarakat Minangkabau. Berkat aksinya tersebut ia dilarang berpolitik. Selain itu ia juga mengenakan passentelsel, yang agamanya tinggal di Sumatera Barat dan keluar dari Pulau Jawa. Kemudian ia diasingkan ke Garut, Jawa Barat. Di kota ini ia menyelesaikan novelnya yang cukup terkenal : Salah Asuhan.

Tahun 1926 ia terpilih menjadi anggota Regentschapsraad Garut. Dan enam tahun kemudian diangkat menjadi Regentschapsraad Controleur. Jabatan itu diembannya hingga Jepang masuk ke Indonesia (1942).

Setelah kemerdekaan, ia mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan yang fokus pada pembangunan di Jawa Barat dan masyarakat Sunda.[3] Tahun 1959 ia wafat dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung

Karya

Salah Asuhan (novel 1928, difilmkan Asrul Sani 1972), diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Robin Susanto dan diterbitkan dengan judul Never the

Twain oleh Lontar Foundation sebagai salah satu seri Perpustakaan Modern Indonesia

Pertemuan Jodoh (novel 1933)

Surapati (novel 1950)

Robert Anak Surapati (novel 1953)

Rabu, 11 Juni 2025

ZAINUL ARIFIN

8:19:00 AM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments
Zainul Arifin


Kiai Haji Zainul Arifin atau lengkapnya Kiai Haji Zainul Arifin Pohan (lahir di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 2 September 1909 – meninggal di Jakarta, 2 Maret 1963 pada umur 53 tahun) adalah seorang politisi Nahdlatul Ulama (NU) terkemuka yang sejak remaja di zaman penjajahan Belanda sudah aktif dalam organisasi kepemudaan NU, GP Ansor, jabatan terakhirnya ialah ketua DPRGR sejak 1960 - 1963.

Masa Kanak-Kanak dan Pendidikan

Zainul Arifin lahir sebagai anak tunggal dari keturunan raja Barus, Sultan Ramali bin Tuangku Raja Barus Sultan Sahi Alam Pohan dengan perempuan bangsawan asal Kotanopan, Mandailing, Siti Baiyah boru Nasution. Ketika Zainul masih balita kedua orangtuanya bercerai dan ia dibawa pindah oleh ibunya ke Kotanopan, kemudian ke Kerinci, Jambi. Di sana ia menyelesaikan HIS (Hollands Indische School) dan sekolah menengah calon guru, Normal School. Selain itu, Arifin juga memperdalam pengetahuan agama di Madrasah di surau dan saat menjalani pelatihan seni bela diri Pencak Silat. Arifin juga seorang pecinta kesenian yang aktif dalam kegiatan seni sandiwara musikal melayu, Stambul Bangsawan sebagai penyanyi dan pemain biola. Stambul Bangsawan merupakan awal perkembangan seni panggung sandiwara modern Indonesia. Dalam usia 16 tahun Zainul merantau ke Batavia (Jakarta). 

Jumat, 23 Mei 2025

KASMARAN

12:31:00 PM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments

 KASMARAN

Secara tidak terduga sang pangeran yang menjadi pewaris tahta jatuh sakit. Sudah banyak tabib yang didatangkan untuk memeriksa dan mengobati tapi tidak seorang pun mampu menyembuhkannya. Akhirnya Baginda Raja mengadakan sayembara. Sayembara boleh diikuti oleh rakyat dari semua lapisan, tidak terkecuali oleh para penduduk negeri tetangga.

Sayembara yang menyediakan hadiah menggiurkan itu dalam waktu beberapa hari berhasil menyerap sangat banyak peserta. Namun tidak satupun dari mereka berhasil mengobati penyakit sang pangeran. Akhirnya sebagai sahabat dekat, Abu Nawas menawarkan diri untuk menolong sang putra mahkota.

Baginda Harun Al Rasyid menerima usul itu dengan penuh harap meski Abu Nawas bukanlah seorang tabib. Abu Nawas sadar bahwa dirinya bukan tabib. Dari itu ia tidak membawa peralatan apa-apa. Para tabib yang ada di istana tercengang melihat Abu Nawas yang datang tanpa peralatan yang mungkin diperlukan. Mereka berpikir mungkinkah orang macam Abu Nawas ini bisa mengobati penyakit serius sang pangeran? Sedangkan para tabib terkenal dengan peralatan yang lengkap saja tidak sanggup. Bahkan penyakitnya tidak terlacak. Abu Nawas merasa bahwa seluruh perhatian tertuju padanya. Namun Abu Nawas tidak begitu memperdulikannya. Abu Nawas dipersilahkan memasuki kamar pangeran yang sedang terbaring. la menghampiri sang pangeran dan duduk di sisinya.

Setelah Abu Nawas dan sang pangeran saling pandang beberapa saat, Abu Nawas berkata,

"Saya membutuhkan seorang orang tua yang di masa mudanya sering mengembara ke pelosok negeri."

Orang tua yang diinginkan Abu Nawas didatangkan, Abu Nawas berkata,

"Sebutkan satu persatu nama-nama desa di daerah selatan."

Ketika orang tua itu menyebutkan nama-nama desa bagian selatan, Abu Nawas menempelkan telinganya ke dada sang pangeran. Kemudian Abu Nawas memerintahkan agar menyebutkan bagian utara, barat dan timur. Setelah semua bagian negeri disebutkan, Abu Nawas mohon agar diizinkan mengunjungi sebuah desa di sebelah utara.

Raja merasa heran dan berkata,

"Engkau kuundang ke sini bukan untuk bertamasya." 

"Ampun baginda, hamba tidak bermaksud berlibur."  Kata Abu Nawas.

"Jadi apa juga tujuanmu?, Jelaskan, aku belum paham." Kata Raja.

"Maafkan hamba, Paduka Yang Mulia. Kurang bijaksana rasanya bila hamba menjelaskan sekarang !!" Kata Abu Nawas.

Baginda Raja memberi izin Abu Nawas pergi selama dua hari meski dengan rasa penasaran.

Sekembalinya dari desa perjalanannya, Abu Nawas langsung menemui sang pangeran yang tengah terbaring lemas, Abu Nawas kemudian  membisikkan sesuatu pada pangeran, kemudian menempelkan telinganya ke dada sang pangeran. Setelah itu Abu Nawas langsung menghadap Raja.

"Apakah Yang Mulia masih menginginkan sang pangeran tetap hidup?"  Tanya Abu Nawas.

"Apa maksud perkataan mu?" Tanya Raja dengan kaget.

"Sang pangeran sedang jatuh cinta pada seorang gadis desa di sebelah utara negeri ini." Kata Abu Nawas menjelaskan.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Baginda kembali.

"Beberapa hari yang lalu ketika nama-nama desa di seluruh negeri disebutkan oleh orang tua pengelana itu, tiba-tiba degup jantung pangeran bertambah keras saat mendengarkan nama sebuah desa di bagian utara negeri ini. Sang pangeran tidak berani mengutarakannya kepada Baginda jika ia telah jatuh cinta pada seorang gadis desa tersebut." Jelas Abu Nawas.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya raja.

"Cara satu-satunya adalah dengan mengawinkan pangeran dengan gadis desa itu." Jawab Abu Nawas.

"Bagaimana jika tidak?" Tanya Raja ragu-ragu.

"Cinta itu buta Tuanku. Bila kita tidak berusaha mengobati kebutaannya, maka ia akan segera mabegituu Kata Abu Nawas meyakinkan.

Baginda pun tidak bisa menolak saran Abu Nawas. Sang pangeran adalah pewaris tahta kerajaan. Abu Nawas benar, begi mendengar persetujuan sang Baginda Raja, sang pangeran berangsur-angsur pulih. Sebagai tanda terima kasih baginda raja, Abu Nawas diberi hadiah atas bantuannya.

Rabu, 23 April 2025

POHON APEL DAN ANAK LELAKI

6:45:00 AM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments

POHON APEL DAN ANAK LELAKI

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya." Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu. " Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada dipohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih. Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi denganku." Kata pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah ." Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf, anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." Jawab anak lelaki itu. "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." kata pohon apel. "Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." jawab anak lelaki itu. "Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu.Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini." kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu. " "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.

Kamu mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi kadang begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan, teman, sahabat & saudara. Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.


Senin, 24 Februari 2025

FADHILAH MENDOAKAN UMAT RASULULLAH SAW

5:03:00 PM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments

FADHILAH MENDOAKAN UMAT RASULULLAH SAW


Berkata Al Imam Quthubil Ghaust wa Quthubil Akwan As Syeikh As Sayyid Samman Al Madani ( Penjaga Makam RASULULLAH SAW )
"Tidaklah aku diangkat ALLAH SWT menjadi Al Wali Quthbil Ghaust dan Quthbil Akwan melainkan disebabkan aku selalu rutin membaca d'oa

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اَللّٰهُمَّ اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"ALLAHUMMAGHFIR LI UMMATI SAYYIDINA MUHAMMAD,
ALLAHUMMARHAM UMMATA SAYYIDININA MUHAMMAD,
ALLAHUMMASTUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD,
ALLAHUMMAJBUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD SAW"

secara 4x berturut-turut setelah selesai sholat subuh."

Berkata Abah Guru Sekumpul,
"Barangsiapa membaca doa tersebut (Allahummaghfir li ummati Sayyidina Muhammad dst....) empat kali sesudah sholat subuh diantara fadhilah mengamalkannya:

1. Dimasukkan jumlah martabat fadhilah wali qutub.

2. Dijadikan kaya dan mudah rizkinya.

3. Naik pangkat dunia dan akhiratnya.

4. Akhir umurnya husnul khotimah, dan lain-lain.

Tetapi selain kita membaca doanya perlu diamalkan dalam kehidupan :

- Harus siap mengampuni/memaafkan kesalahan orang lain.

- Harus kasih sayang kepada umat Rasulullah saw.

- Harus siap menutupi aib dan kekurangan umat Rasulullah saw.

- Harus menyenangkan hati umat Rasulullah saw.

ALLAHUMMAGHFIRLI UMMATI SAYYIDINA MUHAMMAD
1) Ya Allah berilah ampunan umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAW

ALLAHUMMARHAM UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD
2) Ya Allah sayangilah umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAW

ALLAHUMMASTUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD
3) Ya Allah sempurnakanlah (kelalaian) kekurangan umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAW

ALLAHUMMAJBUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD
4) Ya Allah perbaikilah umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAW.

Sabtu, 04 Januari 2025

KEMULIAAN BULAN RAJAB (BAG. 1)

8:52:00 PM Posted by M. Juharuddin Mutohar No comments

KEMULIAAN BULAN RAJAB 


Bagian 1


Bulan Rajab mulia dan pantas di muliakan karena beberapa alasan yang memang menjadi kekhasan atau memang terjadinya di bulan Rajab.
 
Ada 3 alasan yang menjadikan bulan Rajab pantas dimuliakan, antara lain ;
1. Bulan Rajab adalah bulan haram ( bulan yang dimuliakan).
2. Didalam bulan Rajab ada peristiwa isro mikroj yang merupakan salah satu mukjizat nabi Muhammad SAW.
3. Adanya perintah sholat yang merupakan perintah terbesar untuk manusia sampai akhir zaman.

Itulah beberapa hal yang menjadi alasan tentang dimuliakanya bulan Ramadhan bagi umat islam.
 
Sekarang mari kita bahas satu persatu.
 
1. BULAN RAJAB SEBAGAI BULAN HARAM

 Bulan Rajab adalah bulan yang dimuliakan oleh masyarakat Arab sejak dulu, bahkan sebelum diutusnya nabi Muhammad SAW. Ia dikenal sebagai salah satu bulan yang dilarang berperang,  dilarang berbuat dzolim dan mendzolimi diri sendiri serta dianjurkan untuk banyak berbuat baik. Bulan seperti ini didalam Islam dikenal dengan ASHURUL HURUM ( Bulan2 haram ) , yang ada 4 bulan yaitu bulan Dzul qoidah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab, seperti disebutkan dalam QSS. At-Taubah ayat 36 yang berbunyi:

"Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah ada 12 dalam ketetapan Allah pada saat IA menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada 4 bulan haram. Itulah agama yang lurus. Maka janganlah kamu mendzolimi dirimu dalam bulan yang empat itu, dan peranginan kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang2 yang bertakwa" ( QS. At-Taubah 36 )

APA YANG DILAKUKAN PADA BULAN RAJAB SEBAGAI BULAN HARAM

1. Banyak beramal baik seperti puasa senin Kamis, syamil bidh dan atau puasa mutlak di bulan Rajab, memperbanyak sedekah, membaca Al que, an dan membaca sholawat atau dzikir2 yang lain. karena beramal didalamnya diberi pahala yg berlipat dibanding bulan2 lainya, begitu pula dosa juga dilipatkan bagi orang2 yang berbuat maksiat di bulan ini.
2. Memperbanyak memohon ampun ( beristighfar) yang dicontohkan oleh nabi muhammad SAW, dengan membaca  "ROBIGHFIRLI WARHAMNI WATUB ALAYYA" sebanyak 70 X setiap hari selama bulan Rajab atau boleh istighfar yang lainya seperti yang biasa kita baca disetiap bakda sholat,  sayidul istighfar atau istighfar Abdullah bin Sulthan, dll
3. Memperbanyak berdo'a memohon keberkahan bulan Rajab dan diberi panjang umur supaya bisa menyaksikan dan melewati bulan raja,b, seakan dan Romadhon sambil mensucikan diri dan berbuat banyak kebaikan. Rosulullah mengajarkan do'a. 
 "ALLAHUMA BARIKLANA FI ROJABA WA SYAKBANA WA BALIGHNA ROMADHONA "
dianjurkan sering dibaca di bulan ini sebanyak - banyaknya.

Penulis ;
Abah Eko Assyadzily (Pengasuh Majlis Yasin dan Sholawst "NURUL MUBAROK" Kendal)