Jin Daratan.
Komunitas jin daratan terdiri dari berbagai macam wujud seperti sudah
disebutkan sebelumnya. Dibandingkan jin air dan jin udara, jin daratan adalah
yang paling banyak variasi wujudnya. Secara umum variasi wujudnya terbagi dalam
3 jenis, yaitu berwujud seperti manusia, berwujud seperti binatang darat, dan
sebagian kecil lainnya berwujud seperti burung dan hewan terbang, dengan rupa
dan ukuran yang bermacam-macam. Ada juga yang wujudnya aneh, tidak seperti
bentuk mahluk hidup pada umumnya, seperti berbentuk asap, berbentuk tali
tambang, berbentuk kain selendang, dsb.
Dari sifat energinya, umumnya bangsa jin tergolong sebagai mahluk halus berenergi positif.
Tetapi penggolongan berdasarkan watak dan kepribadiannya, yaitu golongan hitam atau golongan putih, dan yang sulit dibaca jalan pikirannya, berlaku untuk mereka. Selain yang bergolongan putih, jin daratan juga banyak yang dari golongan hitam, sehingga manusia harus berhati-hati bila "berteman" atau berhubungan dengan mereka.
Dibandingkan jenis bangsa jin lainnya, jin daratan adalah yang paling tinggi kekuatannya, bisa sampai ribuan atau puluhan ribu kali kesaktian Ibu Kanjeng Ratu Kidul. Tetapi jin-jin sakti tersebut tidak banyak diketahui oleh manusia, karena biasanya semakin tinggi kesaktiannya, dimensi gaibnya juga semakin tinggi, semakin sulit dilihat. Dan walaupun tubuh mereka memancarkan energi yang besar dan tajam, tetapi juga lebih halus, sulit dideteksi keberadaannya. Yang sering dilihat oleh manusia biasanya hanyalah jin-jin yang berdimensi dan berkesaktian rendah.
Jin daratan ada yang hidup sendiri, ada juga yang hidup berkomunitas dan sebagiannya membentuk kerajaan jin daratan. Di pulau Jawa ada banyak sekali kerajaan jin daratan. Lokasi kerajaannya bisa di mana saja. Bisa di kota, di desa, di rumah, di sumur atau pekarangan orang, di hutan atau pun di gunung. Kesaktian mereka bervariasi, ada yang biasa saja, tetapi ada juga yang berkesaktian tinggi. Di pulau-pulau lain juga ada kerajaan jin daratan, tetapi tidak banyak seperti di pulau Jawa.
Bangsa jin daratan bisa hidup dimana saja di daratan, bisa di pohon, di batu, di rumah atau pekarangan orang, di sawah, di hutan, di bukit, di gunung, dsb. Bila tinggal di pohon, ada yang tinggal di bagian luar pohon, di dahan-dahan dan di antara daun-daun atau di bawah pohon, ada juga yang tinggal di bagian "dalam" pohon (di dalam bagian batang pohon). Ada yang hidup sendiri, ada juga yang berkomunitas. Komunitas bangsa jin ada yang berupa komunitas biasa (sekelompok jin yang hidup bersama), bisa juga berupa kerajaan jin.
Kehidupan bangsa jin yang tinggal di bagian luar pohon sangat dekat / berdampingan dengan kehidupan manusia dan kadangkala berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh energi keberadaan mereka juga berpengaruh langsung dengan kehidupan manusia. Ada yang memberi suasana teduh dan wingit, ada juga yang membawa suasana panas dan angker.
Berbeda dengan yang hidup di bagian luar pohon, komunitas bangsa jin yang tinggal di bagian dalam pohon biasanya tidak berhubungan langsung dengan kehidupan manusia, karena mereka mempunyai kehidupan sendiri. Keberadaan mereka bisa ditandai, karena biasanya pohon tempat tinggal mereka mempunyai lubang coakan di bagian bawahnya dan lubang itu menyentuh tanah. Itu adalah pintu masuk ke dalam kediaman mereka. Lubang itu akan terus melebar dan selalu menyentuh tanah, walaupun pohon itu terus bertambah tinggi. Keberadaan energi mereka membantu energi kehidupan pohon itu, sehingga pohon itu akan tetap hidup walaupun sudah berusia tua.
Komunitas bangsa jin yang tinggal di bagian dalam pohon, selama keberadaan mereka tidak dengan jelas mengganggu kehidupan kita sebaiknya tidak perlu diusir. Mereka tidak berhubungan langsung dengan kehidupan kita, dan juga tidak apa-apa bila kita memotong ranting atau dahan pohon itu selama batang utamanya tidak dipotong / ditebang. Mereka juga tidak akan menyerang kita bila pohon itu rubuh sendiri tertiup angin.
Contoh
lubang coakan di bagian bawah pohon jambu yang tanah di
bawahbagian lubangnya sudah dibuang, sehingga lubangnya tidak lagi
menyentuh tanah.
Tetapi bila kita ingin mengusir komunitas bangsa jin yang tinggal di bagian dalam pohon mudah saja, tidak perlu bantuan orang pinter. Cukup dikerok saja tanah di bagian bawah lubang pintu masuk mereka (kira-kira dalamnya satu jengkal tangan atau lebih), sehingga lubang itu tidak lagi menyentuh tanah. Biasanya mereka akan pindah mencari pohon lain, karena tidak lagi merasa nyaman. Dan mereka juga tidak akan menyerang kita, karena kita tidak mengusik langsung kehidupan atau pohon mereka. Sebulan kemudian biasanya mereka sudah pindah dari pohon itu. Tetapi bila kita ingin menebang pohon itu, perlu diperhatikan dahulu adanya kehidupan mahluk halus lain di bagian luar pohon itu.
Bila ada gangguan mahluk halus yang berasal dari sebuah pohon, biasanya berasal dari kehidupan mahluk halus di bagian luar pohon, karena kehidupan mereka sangat dekat / berdampingan dengan kehidupan manusia dan kadang juga berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan manusia.Biasanya mereka akan marah dan menyerang kita bila kita memotong ranting atau dahan pohon itu, apalagi bila batang utamanya dipotong / ditebang. Mereka juga bisa marah, jengkel dan menyerang siapa saja bila pohon itu rubuh sendiri tertiup angin. Tetapi bila kita ingin mengusir mereka dan menebang pohon itu mungkin diperlukan adanya bantuan orang pinter atau bantuan kekuatan benda-benda bertuah.
Bila kita mempunyai sebuah pusaka keris atau tombak yang sudah diketahui sakti dan ampuh untuk mengusir mahluk halus, bisa kita manfaatkan untuk mengusir para mahluk halus di pohon tersebut (mungkin perlu ditanyakan dulu kesanggupannya mengusir semua mahluk halus itu, misalnya dengan cara menayuh seperti dalam tulisan : Ilmu Tayuh / Menayuh Keris Kemudian kita mengsugestikan, atau berkata kepada keris itu bahwa kita minta kesaktiannya untuk mengusir para mahluk halus itu. Lalu keris itu bagian sisi tajamnya kita pukulkan tiga kali ke batang pohon itu untuk mengusir mereka. Tetapi kemudian mungkin diperlukan bantuan orang yang bisa melihat gaib untuk memastikan bahwa para mahluk halus di pohon itu benar sudah pergi semua dan tidak akan mengganggu lagi.
Bangsa jin daratan adalah mahluk halus yang paling sering berinteraksi dengan manusia. Bangsa jin daratanadalah jenis mahluk halus yang paling sering dijadikan khodam cincin / jimat, khodam pendamping atau khodam ilmu. Seringkali ada di antara mereka yang mengikut manusia, diam di tubuh manusia, menjadi pendamping manusia, atau menjadi khodam ilmu. Sebagiannya juga bersahabat dengan manusia, bisa dimintai tolong atau diajak berkomunikasi. Sebagiannya juga mau "diagamakan".
Kebanyakan jin daratan telah familiar dengan kehadiran manusia di lingkungannya. Tetapi bangsa jin yang terbiasa hidup di tempat yang sepi dan jauh dari kehidupan manusia, seperti di hutan atau di gunung, seringkali tidak suka dengan keberadaan manusia di lingkungannya. Bila ada manusia yang jelas dianggapnya tidak diinginkan keberadaannya, apalagi perilaku manusia tersebut 'mengganggu' atau dianggap melakukan 'kesalahan', seringkali mereka 'menegur' atau 'menghukum' manusia tersebut dalam bentuk misalnya membuat manusia tersebut sakit, atau salah melihat jalan dan tersesat tak bisa pulang, salah melihat jalan dan masuk ke jurang, atau bahkan 'diculik' masuk ke alam gaib, hilang bersama dengan raganya.
Sebaiknya kita selalu berhati-hati bila berada di tempat yang jauh dari pemukiman manusia, jangan bercanda bersenda gurau atau berbicara tidak sopan, atau berteriak-teriak, yang bisa mengganggu ketenangan suasana alam setempat. Biasanya bangsa jin yang tinggal di pegunungan lebih sakti daripada yang tinggal di dataran rendah dan banyak di antara mereka berkesaktian lebih tinggi daripada kesaktian Ibu Kanjeng Ratu Kidul. Manusia yang dikenai 'hukuman' oleh bangsa jin gunung sulit disembuhkan atau dikembalikan. Yang biasanya dilakukan adalah memberikan 'syarat' atau sesaji untuk 'merayu' jin gunung tersebut supaya rela melepaskan si manusia dari hukumannya.
Banyak gunung di Jawa, yang berhutan, tidak gundul, di bagian sekitar puncaknya dihuni oleh mahluk-mahluk halus yang sakti sekali, yang bahkan kesaktiannya bisa sampai ratusan atau ribuan kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul. Tetapi kebanyakan mereka tidak terdeteksi oleh manusia, karena dimensi mereka halus sekali, selain juga karena mereka memiliki kemampuan halimunan, yaitu menyelimuti dirinya sedemikian rupa sehingga tidak terlihat oleh manusia ataupun oleh mahluk halus lain.
Contohnya, Gunung Gede ada dihuni 3 buto raksasa.
Gunung Lawu ada berpenghuni beberapa mahluk gaib bangsa jin berwujud kuda sembrani, yaitu kuda berbulu putih kebiruan, bersayap, dan bertanduk di kepalanya, dan ada juga beberapa bangsa jin berwujud burung sebesar rumah (tinggi + 6 meter). Masing-masing mereka berkesaktian sampai 1000 kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul.
Kota Jakarta juga banyak berpenghuni mahluk halus sakti, dan jauh lebih sakti daripada Ibu Ratu Kidul. Sebagian dari mereka memancarkan hawa aura yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
Misalnya, sungai Ciliwung dihuni mahluk gaib seekor naga tapa berwarna hijau terang keemasan. Panjang tubuhnya + 5 km. Bagian ekornya ada di sekitar Manggarai dan kepalanya mengarah ke laut. Naga ini memancarkan aura yang baik untuk kerejekian perdagangan. Selain itu ada banyak kehidupan gaib di sungai itu. Para pelakunya adalah sukma manusia, dhanyang air dan bangsa jin, yang menyatu membentuk kehidupan dan perilaku yang mirip seperti kehidupan manusia yang umum. Ada yang menangkap ikan. Ada yang mendayung perahu, dsb.
Di daerah Buncit - Mampang Prapatan arah ke Blok M, di bawah tanah ada 3 ekor naga tapa, yang 2 berwujud naga hitam (satu besar satu lagi lebih kecil), satunya lagi berwujud seperti ular belut putih (belut bule). Karena keberadaan bangunan rumah, gedung dan jalanan di atasnya yang seolah-olah menekan mereka, tubuh mereka memancarkan aura yang tidak baik untuk kesehatan, menyebabkan orang mudah sakit, stress atau 'sakit pikiran'. Masing-masing naga tersebut panjang tubuhnya + 5 km.
Persis di posisi Tugu Monas berdiri, ada berdiri satu sosok jin seperti manusia raksasa tinggi besar. Tinggi tubuhnya + 50 meter, dengan tangan bersedekap berdiri menghadap ke arah timur-selatan (tenggara). Kekuatan gaibnya bisa sampai 100 kali lipat kesaktian Ibu Ratu Kidul. Dengan ukuran tubuh sebesar itu dan pancaran energi yang besar, seharusnya dia dapat terlihat atau terdeteksi dari jarak yang cukup jauh. Tetapi dimensinya sangat halus, sehingga keberadaannya sampai saat ini tidak diketahui orang, termasuk oleh orang-orang 'sakti' yang sering muncul di TV dalam acara 'dunia gaib'.
Di Gunung
Srandil, Cilacap, Jawa Tengah, sebuah bukit yang banyak didatangi orang untuk
tujuan wisata ataupun untuk tujuan ritual gaib dan spiritual, juga banyak
berpenghuni gaib berkekuatan tinggi. Salah satunya adalah seekor naga hitam
yang kerap bergerak mengelilingi bukit itu atau diam di atasnya. Naga tersebut
panjang tubuhnya + 5 km. Kekuatan gaibnya kira-kira 20 kali lipat
kesaktian gaib Ibu Ratu Kidul. Tetapi naga hitam itu bukan penguasa utama para
mahluk halus di gunung Srandil. Penguasa utama Gunung Srandil adalah sesosok
jin bertubuh seperti manusia dengan tinggi tubuh + 3 meter yang
berdiam di bagian atas bukit Srandil tersebut dengan kekuatan gaib kira-kira 60
kali kesaktian Ibu Ratu Kidul.
Di Jawa Timur ada mahluk gaib seekor naga tapa besar berwarna hitam yang tubuhnya melingkari sebuah gunung, tetapi belum boleh disebutkan keberadaannya, karena bila merasa terusik, dia dapat merusak keseimbangan alam dan membinasakan banyak kehidupan manusia di pulau Jawa.
Di Jawa Timur ada mahluk gaib seekor naga tapa besar berwarna hitam yang tubuhnya melingkari sebuah gunung, tetapi belum boleh disebutkan keberadaannya, karena bila merasa terusik, dia dapat merusak keseimbangan alam dan membinasakan banyak kehidupan manusia di pulau Jawa.
Di sebelah timur candi Borobudur, kurang lebih 5 km dari candi tersebut, ada sinar gaib berwarna putih kehijauan berdiameter + 1 inci, memancar dari pusat bumi ke langit.
Sebuah mercusuar gaib. Itulah pusar-nya pulau Jawa !
Jin Air.
Kebanyakan (secara rata-rata) jin air lebih rendah kekuatannya dibandingkan jin daratan, tetapi lebih 'galak' dan lebih 'ganas'. Manusia yang sebagai 'mahluk daratan' harus lebih berhati-hati bila berada di air.
Dari sisi perwatakannya, sebagian besar mereka termasuk mahluk halus bergolongan putih. Ada juga yang bergolongan hitam, tetapi jumlahnya tidak banyak.
Selain berbentuk seperti hewan air, kebanyakan dari mereka berwujud seperti manusia dan sebagiannya membentuk kerajaan jin air. Kerajaan jin air kebanyakan berada di dasar laut. Walaupun di laut banyak tinggal gaib-gaib laut yang sakti, bahkan lebih sakti daripada mahluk gaib yang menjadi penguasa wilayah, tetapi seringkali mereka tidak menjadi penguasa wilayah. Mereka hidup sendiri. Selama keberadaan mereka tidak diganggu, mereka tidak akan mengganggu mahluk gaib yang lain.
Di laut utara Pekalongan ada kerajaan gaib yang dipimpin oleh Ibu Ratu Dewi Lanjar, adik Ibu Kanjeng Ratu Kidul. Pusat kerajaannya + 10 km sebelah utara Pekalongan. Wilayah kekuasaannya hanya di sekitar Pekalongan - Tegal. Ibu Ratu Dewi Lanjar sendiri adalah sukma manusia, bukan bangsa jin, tetapi prajurit dan rakyatnya, selain sukma manusia, banyak yang berasal dari bangsa jin.
Di Selat Sunda, antara Merak dan Bakauheni, ada seekor naga gaib berwarna hijau terang keemasan. Di bawah sinar bulan purnama, barangkali ada manusia yang 'beruntung' pernah melihatnya menampakkan diri di permukaan laut.
Di dekat daerah itu agak ke selatan sedikit, ada kerajaan jin air yang perwujudan para mahluk gaibnya, ratu, tentara dan rakyatnya, seperti manusia dan dipimpin oleh seorang ratu jin cantik. Tetapi mereka hanya berkomunitas saja, tidak menjadi penguasa wilayah.
Sepanjang laut dan pantai selatan pulau Jawa dikuasai oleh kerajaan gaib Ibu Kanjeng Ratu Kidul. Posisi kerajaannya + 10 km sebelah selatan Pantai Parang Tritis, Yogyakarta.
Di laut selatan pulau Bali juga ada kerajaan jin laut yang rajanya bersosok seperti manusia laki-laki tinggi besar, berkepala botak, berkulit coklat gelap, dan lebih sakti daripada Ibu Kanjeng Ratu Kidul.
Raja ini memiliki hubungan pertemanan dengan Ibu Kanjeng Ratu Kidul.
Di Selat Bali, di laut antara pulau Jawa dan pulau Bali, ada garis gaib berwarna putih yang dibuat oleh Mpu Bharada, untuk memisahkan wilayah gaib pulau Jawa dan wilayah gaib pulau Bali.
Ada sepasang gaib naga hitam yang selalu berenang bergerak mengelilingi pulau Jawa. Menjaga keteraturan alam di sekitar pulau Jawa.
Di laut utara Jawa, ada jin air golongan hitam yang sering jadi-jadian, misalnya memberi penampakan seperti kapal nelayan kosong tak berpenghuni (kapal hantu) atau segerombolan ikan banyak yang berenang beriringan. Berhati-hatilah. Bila kita terpancing mendekatinya, kita dapat menjadi korbannya.
Selain jin air, ada juga bangsa siluman yang tinggal di air, yang berwujud buaya putih atau buaya buntung.
Selain itu juga banyak mahluk halus penghuni air yang berwujud seperti hewan air, misalnya berwujud seperti ikan besar, ikan mas, ikan lele, kura-kura, dsb. Tetapi mereka tidak termasuk bangsa jin, tetapi adalah yang biasa disebut dhanyang air.
Dhanyang air adalah mahluk halus penghuni air yang berwujud seperti manusia, tetapi banyak juga yang seperti hewan air, misalnya berwujud seperti ikan besar, ikan mas, ikan lele, kura-kura, dsb. Banyak di antara mereka yang memiliki mustika di kepalanya atau di dalam perutnya. Mereka bukan bangsa jin. Mereka jenis tersendiri. Biasanya mereka berwatak baik, tidak jahat terhadap manusia, tetapi bila manusia mengganggu mereka, mereka juga bisa marah. Tetapi jika kita mau bersikap sopan kepada mereka, mereka juga mau membantu kita. Misalnya kita akan memancing atau menangkap ikan, sebelumnya dengan sopan kita mengucapkan salam dan permisi minta diijinkan memancing atau menangkap ikan dan kita memberi sesaji berupa telor ayam mentah atau telor ayam goreng mata sapi, yang dilemparkan ke dalam air, mudah-mudahan mereka mau membantu supaya ikan hasil tangkapan kita banyak.
Jin
Udara.
Kebanyakan (secara rata-rata) jin udara lebih tinggi kekuatannya dibandingkan jin darat, tetapi lebih "kalem", dan keberadaan mereka relatif lebih "aman" bagi manusia dibandingkan jin air.
Jin udara berkedudukan di udara, + 1 km di atas daratan atau laut.
Dari sisi perwatakannya, mereka termasuk mahluk halus bergolongan putih.
Seperti jin daratan dan jin air, jin udara juga banyak yang membentuk komunitas atau bahkan kerajaan, yang sering disebut 'kerajaan awan' atau 'kerajaan atas angin'.
Keberadaan komunitas jin udara berpengaruh sekali terhadap kondisi cuaca di bumi. Mereka suka sekali membentuk sekumpulan awan, sehingga tempat tinggal mereka menjadi lebih teduh dan tenang. Kecuali yang berbentuk kerajaan, komunitas mereka sering berpindah tempat, sehingga kondisi cuaca di bumi juga ikut berubah-ubah. Di posisi langit yang berawan tebal atau mendung, bisa dipastikan bahwa disitu banyak berkumpul jin udara. Kebanyakan dari mereka bergolongan putih dan suka sekali mandi sinar bulan purnama. Pada saat malam bulan purnama, mereka akan menyingkirkan awan yang menutupi sinarnya, sehingga mereka bisa bebas mandi cahaya bulan purnama, biasanya dilakukan pada pk. 21.00 s/d. pk. 24.00.
Wujud jin
udara kebanyakan seperti dalam film "Harry Potter", yaitu berkerudung
dan berjubah hitam, tubuh dan wajahnya gelap hampir tidak kelihatan, dan tidak
berkaki. Banyak juga yang jubahnya lebar seperti sayap kelelawar. Ada juga yang
wujudnya seperti segulungan angin dan dapat berubah menjadi pusaran angin
(tornado). Selain itu, banyak jin udara yang sosoknya seperti manusia, yang
kemudian banyak membentuk kerajaan jin udara. Ada juga yang sosoknya seperti
binatang di bumi, kebanyakan wujudnya bersayap, misalnya ular bersayap, harimau
bersayap, kuda bersayap, ular naga bersayap, burung-burung seperti garuda atau
rajawali besar, dsb, yang kebanyakan tinggal di sekitar komunitas kerajaan jin
udara.
Salah satu contoh jin udara yang berwujud ular bersayap adalah 2 jenis ular yang panjangnya + 50 cm, kepalanya seperti naga, bersayap di bagian insangnya (seperti ikan terbang) dan memiliki sirip di sepanjang punggungnya seperti ikan lele. Ke 2 jenis ular ini bisa dikatakan setengah mahluk halus dan setengah mahluk nyata. Dalam artian, ke 2 jenis ular ini sebenarnya adalah jenis mahluk halus, tetapi mereka dapat seketika berubah menjadi ular sungguhan seperti di dunia manusia.
Dalam kondisi gaibnya, ular-ular ini dapat bergerak melesat sangat cepat, berbunyi keras dan terlihat menyala seperti petir / kilat. Dan ketika berubah menjadi ular sungguhan, ular-ular ini dapat bergerak cepat seperti meteor-meteor kecil di langit dan tampak sinar energinya berwarna putih kebiru-biruan. Ke 2 jenis ular ini memiliki bisa yang kekuatannya jauh lebih kuat dibandingkan bisa ular-ular di bumi.
Ular-ular tersebut di atas, jenis yang pertama tubuhnya berwarna hitam, biasa disebut ular gundala. Ular ini memiliki bisa yang sangat mematikan, jauh sangat mematikan dibandingkan bisa ular kobra. Jenis ular inilah yang sering digunakan sebagai senjata oleh Batara Indra untuk dilontarkan kepada lawan-lawannya. Batara Indra adalah Dewa berwatak keras, yang diserahi tanggung jawab urusan keamanan kahyangan.
Jenis ular yang kedua tubuhnya berwarna coklat, biasa disebut ular gundala seta. Ular ini memiliki bisa yang berlawanan sifat dengan bisa ular gundala, yaitu menawarkan racun. Kekuatannya sebagai penawar racun sangat kuat dan bahkan dapat menawarkan racun ular gundala yang sangat mematikan itu.
Ada satu ular gundala seta yang pernah tertangkap oleh Ki Ageng Sela, ketika kaget ada petir di siang bolong menyambar di dekatnya ketika sedang berada di sawah. Ki Ageng Sela memang terkenal sebagai orang sakti yang dapat bergerak cepat sekali. Di dalam genggaman tangannya, petir itu tiba-tiba berubah menjadi seekor ular coklat. Secara refleks ular itu dibantingnya hingga menancap di lumpur sawah. Untunglah kepala ular itu tidak sampai hancur, sehingga setelah dipelajari selanjutnya, diketahuilah bahwa bisa ular itu bersifat penawar racun dan dapat menawarkan racun segala jenis racun binatang berbisa, termasuk juga menawarkan racun dari keris dan tombak.
Jenis ular gundala seta ini dalam bentuk gaibnya sering menyambar ke bumi sebagai petir. Bila menyambar pohon, batang pohon itu akan pecah dan tumbang. Tetapi di pohon yang tersambar petir itu tidak ada tanda-tanda gosong kehitaman seperti layaknya pohon yang tersambar petir biasa. Ular itu sendiri kemudian akan berubah menjadi sebuah batu yang besarnya kira-kira setengah kepalan tangan orang dewasa, bentuknya seperti gigi taring (salah satu sisinya meruncing). Biasanya batu itu menancap atau tergeletak di dekat pohon tersebut. Batu itulah yang sering disebut mustika untu bledheg (gigi petir). Kegunaannya adalah sebagai penawar racun dan obat berbagai macam penyakit (seperti batu ajaib dukun cilik Ponari). Tetapi mungkin kekuatannya sebagai penawar racun tidak sekuat bisa ular aslinya yang dikristalkan.
Ada sosok lain jin udara yang berwujud seekor naga besar bersayap dan berkaki empat, seperti naga Cina, yang panjangnya + 5 km dari ujung ekor sampai kepala. Warnanya merah gelap mengkilat keemasan. Kesaktiannya kira-kira 20 kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul. Kami menyebutnya 'Naga Langit'. Naga ini terbang berpindah tempat ke seluruh penjuru bumi. Naga inilah yang sering memberi tanda di langit berupa segaris panjang awan putih, di atas lokasi di bumi yang akan terjadi gempa bumi besar.
Pasangan dari Naga Langit ini adalah seekor naga di bumi yang wujudnya mirip dengan Naga Langit, tetapi tidak bersayap. Kami menyebutnya 'Naga Gini'. Naga Gini biasanya posisinya + 200 meter di bawah tanah. Naga Langit dan Naga Gini selalu bergerak beriringan, satu di atas, satu di bawah, melintasi daratan dan lautan. Kemanapun arah mereka pergi, selalu pulau Jawa sebagai posisi awal.
Ada juga sekawanan jin udara berwujud 5 ekor burung besar berwarna coklat. Bila hinggap di tanah, pemimpinnya, yang paling besar badannya, tingginya + 12 meter. Kesaktiannya masing-masing kira-kira 20 kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul. Mereka selalu terbang beriringan di atas pulau Jawa, bolak-balik dari ujung barat sampai ke ujung timur pulau Jawa seperti sedang berpatroli.
Copy Right Manual "Bangsa Jin 2"
By. Perguruan Supranatural, Tenaga Dalam dan Beladiri "PERSADADIRI CAHAYA KUSUMA"
Kampus PCK: Jl. Raden Pintono Dusun Welang RT 01/RW 08 Desa Tunggulsari
Kec. Brangsong 51371Kab. Kendal - Jateng
Contact : 085642807677
Pin. : 52859A89
E-Mail : jauharuddin@ymail.com / joharudin2015@gmail.com
Facebook : M Juharuddin Mutohar
Twitter : @Uddin Jauhar
Blog/Web : joharudin2015.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar